Adat Ambalan
ADAT AMBALAN
CINDUA MATO DAN PUTI BUNGSU
GERAKAN PRAMUKA GUGUS
DEPAN 11.099-11.100
PANGKALAN SMA NEGERI 1 X
KOTO SINGKARAK
PEMBUKAAN
Kepramukaan di SMA Negeri 1 X Koto Singkarak adalah proses
pendidikan yang terintegrasi antara pendidikan di sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Kepramukaan diracik dalam bentuk kegiatan yang dilakukan di alam
terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan sebagai proses
pendidikan sepanjang hayat (long life education) menggunakan tata cara
rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya.
Gerakan Pramuka “Cindua Mato - Puti Bungsu” Gugus Depan 11.099 - 11.100
Berpangkalan di SMA Negeri 1 X Koto Singkarak bertujuan untuk memberi
pembinaan dalam rangka pengembangan jiwa kepemimpinan serta memberi kesempatan
untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam
pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan sebagai upaya pengembangan
pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, Masyarakat, Bangsa dan
Negara.
Kegiatan yang dirasakan oleh peserta didik merupakan kegiatan yang
menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjemukan, sehingga diharapkan
pada peserta didik akan berkembang kemantapan mental, fisik, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual, dan emosionalnya yang sasaran
akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.
Adat Ambalan merupakan salah satu perangkat yang wajib ada dalam tatanan
kehidupan Ambalan Penegak “Cindua Mato - Puti Bungsu” Gugus Depan 11.099 -
11.100 Berpangkalan di SMA Negeri 1 X Koto Singkarak. Oleh karena itu,
Adat Ambalan disusun bersama oleh Penegak dalam sebuah Musyawarah Ambalan.
BAB
I
PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 1
Pengertian
Ayat 1
Adat Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu adalah seperangkat
aturan yang merupakan ciri khusus ambalan sebagai suatu usaha untuk mengatur
berjalannya sebuah aturan kepramukaan di dalam dan di luar lingkungan SMA
Negeri 1 X Koto Singkarak, selama tidak bertentangan dengan aturan Gerakan
Pramuka.
Ayat 2
Adat Ambalan adalah seperangkat aturan yang bersifat khusus
guna mengatur tata kehidupan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1.
Pasal 2
Maksud
Maksud Adat Ambalan adalah sebagai kerangka acuan pola
dan tingkah laku warga Ambalan dalam menjalani aktifitas di Ambalan serta
sebagai paradigma sikap di Ambalan.
Pasal 3
Tujuan
Adat Ambalan bertujuan untuk tercapainya kesinambungan
kinerja dalam rangka pembinaan dan pengembangan kepramukaan di SMA Negeri 1 X
Koto Singkarak.
Pasal 4
Fungsi
Ayat 1
Adat Ambalan berfungsi sebagai Identitas dari Ambalan Cindua
Mato - Puti Bungsu
Ayat 2
Adat Ambalan berrfungsi untuk mempererat warga Ambalan Cindua
Mato - Puti Bungsu dengan dilandasi semangat kekeluargaan yang mengarah kepada
pembinaan dan pengembangan Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu.
Ayat 3
Adat Ambalan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan warga
Ambalan yang bersifat kekeluargaan.
Ayat 4
Adat Ambalan berfungsi untuk mewujudkan kedisiplinan dan
kepribadian yang baik dalam Ambalan.
BAB II
KELENGKAPAN ADAT
Pasal 5
Nama
Ayat 1
Nama Ambalan Putra adalah Ambalan CINDUA MATO.
Ayat 2
Nama Ambalan Putri adalah Ambalan PUTI BUNGSU.
Pasal 6
Lambang/Logo Ambalan
Ayat 1
Lambang/Logo Ambalan adalah tanda yang menunjukan keberadaan
Penegak yang berpangkalan di SMA Negeri 1 X Koto Singkarak.
Ayat 2
Lambang Ambalan Cakrabuana adalah yang sesuai dengan hasil
Rapat Presidium tentang hal ikhwal Lambang/Logo Ambalan.
Ayat 3
Lambang Ambalan Rarasantang sesuai dengan hasil Rapat
Presidium tentang hal ikhwal Lambang/Logo Ambalan.
Ayat 4
Bentuk, isi, Warna, dan arti lambang Ambalan terlampir dalam
lampiran Adat Ambalan (hasil presidium).
Pasal 7
Panji Ambalan
Ayat 1
Panji Ambalan berbentuk bendera kain satin berwarna dasar
kuning emas berumbai merah dengan simbol Lambang/Logo Ambalan (satuan
Putra/Putri) dan untuk selanjutnya dinamakan Kibaran Cita.
Ayat 2
Ukuran Panji Ambalan adalah 120 X 80 cm dan perbandingan
panjang dan lebar Panji Ambalan adalah 3 : 2
Ayat 3
Panji Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan dan
upacara kegiatan kepramukaan.
Ayat 4
Saat pusaka dan panji ambalan keluar, posisi anggota ambalan
sikap duduk ksatria.
Pasal 8
Pusaka Ambalan
Ayat 1
Pusaka Ambalan adalah simbol kekuatan Ambalan dan pemersatu
Ambalan.
Ayat 2
Pusaka Ambalan digunakan oleh Anggota Ambalan yang telah
diberi hak untuk membawa, memegang, dan mengeluarkan saat upacara Penerimaan
dan Pelepasan Tamu Ambalan di dalam Ambalan dan kegiatan pramuka lain.
Ayat 3
Pusaka Ambalan berupa Keris dan disimpan di tempat khusus
yang telah ditentukan oleh Pengurus Ambalan serta hanya dapat dikeluarkan
sesuai dengan peraturan dalam Adat.
Pasal 9
Sandi Ambalan
Ayat 1
Sandi Ambalan adalah Pandangan Hidup yang menyangkut
perilaku warga Ambalan.
Ayat 2
Nama sandi Ambalan SMA Negeri 1 X Koto Singkarak adalah
SANDI AMBALAN CINDUA MATO - PUTI BUNGSU
Ayat 3
Fungsi Sandi Ambalan adalah sebagai motivator, introspeksi
diri dan penyatuan dengan hati nurani serta sebagai alat pemersatu/penengah
saat Anggota Ambalan berselisih.
Ayat 4
Sikap dalam membaca sandi Ambalan diatur dalam aturan
tambahan/penjelasan butir-butir Sandi Ambalan.
Ayat 5
Sandi Ambalan digunakan/dibacakan pada setiap kegiatan
upacara yang dilakukan oleh Ambalan.
Ayat 6
Teks Sandi Ambalan terdapat dalam penjelasan Adat Ambalan.
Pasal 10
Amsal Ambalan
Ayat 1
Amsal adalah motto yang merupakan tuntunan sikap untuk
setiap Anggota Ambalan.
Ayat 2
Amsal diucapkan bersama-sama pada akhir pembacaan Sandi
Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu.
Ayat 3
Kalimat Amsal Ambalan berbunyi
AWALI DENGAN NIAT DAN AKHIRI DENGAN IKHLAS
PEMUDA PEMUDI
SETIA, DISIPLIN BERTANGGUNG JAWAB
AKHLAK DAN PENGETAHUAN BAGAI BUSUR DAN PANAH UNTUK
MENGGAPAI CITA”.
ALU TATARUANG PATAH TIGO, SAMUIK DIPIJAK INDAK MATI
Ayat 4
Amsal
Ambalan SMA Ngeri 1 X Koto Singkarak adalah Alu Tataruang Patah Tigo, Samuik
Tapijak Indak Mati. Yang berarti : Sifat
seseorang yang tegas bertindak atas kebenaran dengan penuh bijaksana
Pasal 11
Tanda Jabatan
Ayat 1
Tanda Jabatan Dewan Ambalan disesuaikan dengan keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Ayat 2
Talikur Jabatan Adat hanya digunakan dalam kegiatan Internal
Ambalan Gugus Depan dan tidak digunakan dalam kegiatan keluar Gugus Depan.
Apabila di luar Ambalan, menggunakan talikur Penegak umum (kuning polos biasa).
Ayat 3
Talikur Jabatan Adat digunakan oleh Badan Pengurus
Harian Dewan Ambalan: Pradana, , Kerani, dan Juru Uang, dan Pemangku Adat.
Butir (1)
Talikur Jabatan Adat Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan
1. Pradana Putra/Putri menggunakan
talikur jabatan adat berwarna merah-kuning-merah yang disertai Tanjab Ambalan.
2. Sekretaris Putra/Putri menggunakan talikur
jabatan adat berwarna putih-kuning-putih yang disertai Tanjab Ambalan.
3. Bendahara Putra/Putri, menggunakan talikur
jabatan adat berwarna biru-kuning-biru yang disertai Tanjab Ambalan.
Butir (2)
Talikur Jabatan Adat Pemangku Adat
Ketua Pemangku Adat Putra/Putri menggunakan talikur jabatan
adat berwarna hitam-kuning-hitam yang disertai Tanjab Ambalan.
Ayat 4
Seluruh Anggota Ambalan menggunakan talikur kuning. Anggota
Sangga di sebelah kiri, Ketua dan Wakil Ketua di sebelah kanan.
Pasal 12
Pakaian
Ayat 1
Jenis
Pakaian Ambalan terdiri dari:
1. Seragam Pramuka Lengkap sesuai dengan aturan
Kwarnas.
2. Pakaian Lapangan Lengkap sesuai Adat
Ambalan.
3. Jaket Almamater Ambalan sesuai Adat
Ambalan.
Ayat 2
Pakaian Seragam Pramuka lengkap sesuai dengan aturan
Kwarnas, digunakan saat kegiatan formal kepramukaan.
Ayat 3
Pakaian Lapangan berupa kaos Ambalan, Topi pet Pramuka,
dan/atau Slayer Ambalan, serta jaket almamater digunakan saat kegiatan non
formal kepramukaan.
Ayat 4
1. Slayer dibuat dari kain berbentuk segitiga
dengan ukuran sisi pendek 90x90 cm.
2. Slayer ungu list kuning digunakan oleh
anggota; slayer ungu list biru di gunakan oleh purna Ambalan;
3. Slayer ungu list cokelat dan putih
digunakan oleh Pembina;
Ayat 5
Pakaian Ambalan digunakan saat kegiatan kepramukaan
tertentu.
Pasal 13
Atribut
Ayat 1
Atribut
Ambalan adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan dan digunakan
sesuai aturan adat yang tidak bertentangan dengan aturan Gerakan Pramuka.
Ayat 2
Butir (1)
1. Apabila menggunakan seragam Pramuka maka
atribut yang menunjukan ciri Ambalan terdiri dari: Nomor Gugus Depan dan
Lambang Ambalan serta nama Ambalan Putra/Putri ketika keluar Ambalan. Apabila
di dalam Ambalan dapat menggunakan talikur jabatan adat.
2. Lambang Ambalan dikenakan oleh seluruh
Anggota Ambalan pada lengan baju sebelah kiri.
3. Nomor Gudep berbentuk segi empat berukuran
3,5 X 2 cm berwarna dasar putih dengan tulisan merah dikenakan pada lengan baju
sebelah kanan di antara pita lokasi dan badge daerah
4. Nama Ambalan dikenakan di dada sebelah kiri
atas dengan tulisan hitam, warna dasar cokelat, dan list hitam.
Butir (2)
Apabila menggunakan pakaian Lapangan maka atribut yang
menunjukan ciri Ambalan adalah kaos Ambalan, Topi Pet Pramuka, dan/atau Slayer.
Ayat 3
Atribut Ambalan hanya di pakai oleh anggota Ambalan.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 14
Warga Ambalan
Warga Ambalan aktif terdiri dari Penegak Laksana, Penegak
Bantara, Tamu Penegak.
Pasal 15
Tamu Ambalan
Ayat 1
Tamu Ambalan adalah Anggota Pramuka yang berasal dari dalam
ataupun luar SMA Negeri 1 X Koto Singkarak yang mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan oleh Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu dan atau berkunjung
secara resmi ke Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu
Ayat 2
Tamu Ambalan adalah peserta didik yang berusia Penegak
(16-20 tahun) atau siswa SMA Negeri 1 X Koto Singkarak yang ingin dan siap
menjadi anggota Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu.
Pasal 16
Calon Anggota
Calon Anggota adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses
keanggotaan di Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu dan belum pernah dilantik
menjadi Penegak di Gugus Depan SMA Negeri 1 X Koto Singkarak.
Pasal 17
Anggota Ambalan
Ayat 1
Anggota Ambalan adalah Calon Anggota yang telah memenuhi
persyaratan golongan Penegak dan/atau masih menjadi Siswa.
Ayat 2
Persyaratan
untuk menjadi Anggota Ambalan terdiri dari :
1. Tidak merangkap anggota Gugus Depan lain.
2. Mengikuti LADIKSAR (Latihan Pendidikan
Dasar).
3. Memenuhi SKU golongan Penegak.
4. Mengikuti Prosesi Anggota.
5. Sudah dilantik menjadi Penegak.
Ayat 3
Untuk Anggota Ambalan yang telah melewati usia Penegak
dan/atau lulus dari SMA maka disebut Purna Ambalan.
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 18
Dewan Ambalan
Ayat 1
Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan yang memenuhi
persyaratan untuk menjadi Dewan Ambalan yang dipilih berdasarkan hasil
musyawarah Ambalan dan dilantik menjadi Dewan Ambalan.
Ayat 2
Persyaratan
Dewan Ambalan :
1. Terdaftar sebagai siswa aktif di SMA Negeri
1 X Koto Singkarak
2. Ambalan yang aktif.
3. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan
4. Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh
peserta Musyawarah Ambalan
5. Khusus Pradana telah mengikuti DIANPINSA
Gugus Depan.
6. Untuk Badan Pengurus Harian tidak menjadi
pengurus harian Organisasi Kesiswaan SMA Negeri 1 X Koto Singkarak.
7. Menyatakan kesediaan secara lisan.
8. Terpilih saat sidang ambalan.
Pasal 19
Pemangku Adat
Ayat 1
Pemangku Adat adalah orang yang bertanggung jawab pada
pelaksanaan dan kelangsungan Adat Ambalan yang berkoordinasi dengan Ketua Dewan
Ambalan (Pradana) yang menyangkut aturan Adat Ambalan.
Ayat 2
Persyaratan
Pemangku Adat:
1. Terdaftar sebagai Siswa aktif SMA Negeri 1
X Koto Singkarak
2. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah
Ambalan
3. Anggota Ambalan yang aktif
4. Tidak melanggar Adat Ambalan.
5. Dapat menjadi teladan dalam pikiran,
ucapan, sikap dan perilaku.
6. Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh
peserta Musyawarah Ambalan
7. Menyatakan kesediaan secara lisan untuk
dicalonkan menjadi Pemangku Adat
8. Terpilih saat sidang ambalan.
Pasal 20
Dewan Adat Ambalan
Ayat 1
Dewan Adat Ambalan dibentuk khusus untuk ketentuan-ketentuan
Adat Ambalan yang bersifat isidentil.
Ayat 2
Dewan Adat bertanggung jawab kepada Majelis Pembimbing Gugus
Depan melalui Ketua Gugus Depan
Ayat 3
Anggota Dewan Adat adalah terdiri dari para anggota ambalan
yang pernah menjabat sebagai Pemangku Adat, pengurus ambalan, dan pengurus
ambalan aktif yang berwawasan luas, netral, dapat menjadi teladan dan memegang
teguh Adat Ambalan.
Ayat 4
1. Dewan Adat dipilih melalui Musyawarah
Pembina.
2. Masa
bakti Dewan Adat sampai masalah dianggap selesai atau sesuai dengan keadaan
3. Dewan Adat diusahakan berjumlah ganjil
lebih dari satu.
4. Jumlah Anggota Dewan Adat dapat berkurang
atau bertambah sesuai kebutuhan
5. Penentuan Ketua Dewan Adat berdasarkan
Musyawarah Dewan Adat dan disetujui Pembina.
BAB V
UPACARA-UPACARA
Pasal 21
Upacara Adat Ambalan
Upacara–Upacara
Adat Ambalan terdiri dari :
1. Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu
Ambalan.
2. Upacara Prosesi Penegak.
3. Upacara Pelantikan Calon Penegak.
4. Upacara Pelantikan Dewan Ambalan.
5. Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan.
6. Upacara Pemberian tanda penghargaan
7. Upacara Pelantikan Anggota/Pencabutan
Anggota.
8. Upacara Pelepasan dan Penerimaan Delegasi
Pasal 22
Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan
Ayat 1
Dilakukan saat akan melakukan penerimaan dan pelepasan Tamu
Ambalan.
Ayat 2
Prosesi
Upacara sebagai berikut:
1. Pembacaan Sandi Ambalan.
2. Kata Penyambutan atau Pelepasan oleh
Pembina Upacara.
3. Pemasangan dan Pelepasan Selendang Tamu
Ambalan.
Ayat 3
Perlengkapan
Upacara:
1. Bendera Merah Putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Pasal 23
Upacara Prosesi Penegak
Ayat 1
Upacara prosesi Penegak dilakukan saat prosesi Penegak.
Ayat 2
Proses
Upacara sebagai berikut :
1. Penyerahan berkas Penegak.
2. Sidang Penegak.
3. Pengujian SKU.
4. Pencarian TKU.
Ayat 3
Prosesi
Penegak Tamu
1. Minum air kelapa,, makan daging
kelapanya dengan gula jawa
2. Renungan Jiwa
Ayat 4
Prosesi Penegak Bantara
1. Minum air kelapa muda dari jenis apa saja
hanya dengan menggunakan kedua tangannya.
2. Sidang Penegak Bantara
3. Bicara selama satu hari penuh untuk menahan
diri dari bicara yang tidak penting.
4. Sungkem kepada kedua orang tua
5. Renungan Jiwa
6. Pengambilan TKU Bantara
Ayat 5
Prosesi Penegak Laksana
1. Minum air kelapa muda dari jenis apa saja
hanya dengan menggunakan keduatangannya.
2. Sidang Penegak Laksana
3. Bicara selama satu hari penuh untuk menahan
diri dari bicara yang tidak penting.
4. Sungkem kepada kedua orang tua
5. Renungan Jiwa
6. Pengambilan TKU Laksana
7. Pengembaraan dengan tugas-tugas dari
Pembina
Ayat 6
Prosesi Wisuda Purna Ambalan
1. Api unggun
2. Perkemahan selama tiga hari
3. Pemberian Penghargaan
4. Obor Garba Wisuda
Ayat 7
Perlengkapan seluruh Upacara dan
prosesi:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Pasal 24
Upacara Pelantikan Penegak dan Anggota
Ayat 1
Dilakukan
saat akan dilantik menjadi Penegak.
Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1. Laporan Ka Gudep kepada Ka Mabigus tentang
Calon Penegak
2. Janji : Tri Satya
3. Kesiapsediaan oleh Calon Anggota
4. Pelantikan
5. TKU dan Slayer
Ayat 3
Perlengkapan Upacara :
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Pasal
25
Upacara
Pelantikan Dewan Ambalan
Ayat 1
Dilakukan pada saat Pelantikan Dewan Ambalan.
Ayat 2
Prosesi
upacara sebagai berikut:
1. Kata Pendahuluan Pelantikan
2. Ulang Janji : Tri Satya
3. Penyataan Kesiapsediaan oleh Calon Dewan
Ambalan
4. Kata Pelantikan
5. Penyematan Tanda Jabatan
6. Penandatanganan Naskah Pelantikan
7. Sandi Ambalan
Ayat 3
Perlengkapan
Pelantikan:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Ayat 4
1. Tertib acara pelantikan disesuaikan dengan
situasi dan kondisi.
2. Dewan Ambalan yang dilantik mengenakan
seragam Pramuka lengkap.
Pasal 26
Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan
Ayat 1
Dilakukan pada saat warga Ambalan selesai studi SMA Negeri 1
X Koto Singkarak atau wisuda.
Ayat 2
Pelepasan Wisuda Warga Ambalan dilaksanakan dalam kegiatan
Api Unggun Malam terakhir Perjusami (Perkemahan Jumat-Sabtu-Minggu).
Ayat 3
Prosesi upacara pada saat Api Unggun
sebagai berikut:
1. Upacara dipimpin oleh Pembina Pramuka
2. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina
Upacara
3. Penjemputan wisudawan/wati dari tempat
wisuda/perpisahan ke tempat upacara.
4. Kata Pelepasan oleh Ketua Ambalan (Pradana)
atau yang mewakili
5. Obor Garba Wisuda diiringi lagu Wisuda
Pramuka Cindua Mato - Puti Bungsu
6. Pengalungan Bunga Kenangan dan Pemberian Piagam
Wisuda
7. Kata pesan oleh Wisudawan/wati atau yang
mewakili
8. Salam Selamat
Ayat 4
Perlengkapan Upacara:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
BAB VI
PENGHARGAAN
Pasal 27
Upacara Pelepasan dan Penerimaan Pendelegasian
Ayat 1
Dilakukan pada saat warga Ambalan akan didelegasikan
ketingkat kegiatan Kabupaten, Provinsi, Regional, Nasional dan Internasional.
Ayat 2
Prosesi
Upacara sebagai berikut:
1. Kata pelepasan oleh Ka Gudep
2. Penyematan Lencana Duta Ambalan
3. Pembacaan Sandi Ambalan
Ayat 3
Perlengkapan Upacara:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Ayat 4
1. Pemakaian Lencana Duta Ambalan selama
pendelegasian.
2. Setelah selesai melaksanakan delegasi,
dilakukan Upacara Penerimaan Pendelegasian
Pasal 28
Tanda Penghargaan
Ayat 1
Tanda Penghargaan diberikan kepada anggota Ambalan sesuai
dengan kriterianya.
Ayat 2
Tanda Penghargaan berupa Bintang Tahunan, Bintang Karya
Ilmiah Penegak dan Bintang Wira Karya Penegak.
Ayat 3
Penyerahan tanda penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara
resmi melalui Surat Keputusan Majelis Pembimbing Gugus Depan atau Pembina Gugus
Depan.
Ayat 4
Usulan Penghargaan dilakukan oleh Dewan Kehormatan Penegak.
Pasal 29
Bintang Tahunan
Bintang Tahunan menyesuaikan dengan keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Indonesia.
Pasal 30
Bintang Karya Ilmiah Penegak
Diberikan
kepada Anggota Ambalan yang memiliki karya ilmiah, dipresentasikan di depan
seluruh Anggota dan mencapai titik hasil yang dapat diperhatikan.
1. Bentuk, warna dan penjelasan tanda
penghargaan Bintang Karya Ilmiah Penegak terlampir.
2. Dipasang di dada sebelah kiri.
Pasal 31
Bintang Wira Karya Penegak
Berfungsi
sebagai motivator bagi Anggota Penegak untuk mengembangkan keahlian atau
keterampilan berwirausaha yang intinya dapat dipergunakan sebagai salah satu
alternatif penghasilan.
1. Diberikan kepada anggota Ambalan yang
memiliki karya usaha atau wiraswasta baik perorangan maupun kelompok yang
diharapkan dapat menjamin penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan kelak.
2. Bentuk, warna dan penjelasan tanda
penghargaan Bintang Wira Karya Penegak terlampir.
3. Dipasang di dada sebelah kiri.
BAB VII
PELANGGARAN DAN TINDAKAN DISIPLIN
Pasal 32
Pelanggaran
Pelanggaran yang dimaksud adalah hal-hal yang dilakukan
warga Ambalan yang melanggar ketentuan Ambalan
Pasal 33
Tindakan Disiplin
Ayat 1
Pemangku Adat dapat memberikan
peringatan berupa:
1. Teguran pertama disampaikan secara lisan
dan dicatat dalam buku Adat.
2. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak
diindahkan oleh pelanggar, maka akan diberikan teguran yang kedua.
3. Teguran kedua disampaikan secara tertulis
dan dicatat dalam buku Adat.
4. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak
diindahkan, maka akan diajukan diberikan teguran ketiga secara tertulis dan
dicatat dalam buku Adat.
5. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak
diindahkan, maka akan diajukan dalam Sidang Adat bersama Dewan Kehormatan.
Ayat 2
1. Apabila yang melanggar adalah Dewan
Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat, maka teguran akan dilakukan oleh Dewan
Adat, sesuai dengan prosedur tingkat teguran.
2. Apabila dalam jangka waktu dua minggu
setelah teguran ketiga tidak diindahkan, maka akan diajukan dalam Sidang Adat
Tingkat Tinggi bersama Dewan Kehormatan.
Ayat 3
Apabila
dua minggu setelah Sidang Adat/Sidang Adat Tingkat Tinggi tetap tidak
diindahkan, maka status jabatan dan keanggotaannya akan ditinjau ulang atau
dicabut dengan prosesi pencabutan keanggotaan.
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 34
Macam-macam Permusyawaratan
Ayat 1
Permusyawaratan Ambalan terdiri dari
:
1. Musyawarah Ambalan
2. Rapat Dewan Ambalan
3. Sidang Adat
4. Sidang Adat Tingkat Tinggi
5. Sidang Penegak
6. Rapat Sangga Kerja
7. Rapat Koordinasi
Ayat 2
Musyawarah
Ambalan
1. Musyawarah Ambalan adalah Pemegang
kekuasaan tertinggi di Ambalan.
2. Dilakukan setiap selesai kegiatan Ambalan
3. Diikuti oleh seluruh warga Ambalan
Ayat 3
Rapat Dewan
Ambalan
1. Rapat Dewan Ambalan memegang keputusan
pelaksanaan program kerja dan kebijakan organisasi.
2. Dilakyukan setiap 6 bulan sekali
3. Dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Ambalan
Ayat 4
Sidang Adat
1. Merupakan pemegang keputusan tentang
pelanggaran adat Ambalan.
2. Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran
adat.
3. Peserta sidang terdiri dari :
a. Pembina sebagai hakim.
b. Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai
Penasehat atau Pembela
c. Pemangku Adat sebagai Penuntut Umum atau
Jaksa
d. Terdakwa adalah Warga Ambalan yang
melanggar
e. Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran
4. Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak
melakukan pembelaan.
Ayat 5
Sidang Adat
Tingkat Tinggi
1. Merupakan pemegang keputusan tentang
pelanggaran Adat Ambalan yang dilakukan oleh DewanAmbalan/Dewan
Kehormatan/Pemangku Adat.
2. Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran
adat.
3. Peserta sidang terdiri dari :
a. Pembina sebagai hakim.
b. Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai
Penasehat atau Pembela
c. Dewan Kehormatan/Pemangku Adat yang bukan
pelanggar sebagai Penuntut Umum atau Jaksa
d. Terdakwa adalah Dewan Ambalan/Dewan
Kehormatan/Pemangku Adat Ambalan yang melanggar
e. Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran
4. Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak
melakukan pembelaan.
5. Jika Ketua Dewan Ambalan dan Pemangku Adat
melakukan Pelanggaran maka sidang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Gudep bersama
Dewan Adat.
Ayat 6
Sidang
Penegak
1. Diselenggarakan pada saat upacara prosesi
Penegak.
2. Sidang dipimpin oleh Ka Gudep
3. Dihadiri oleh seluruh Penegak Ambalan Cindua
Mato - Puti Bungsu
Ayat 7
Rapat Sangga
Kerja
1. Rapat ini membahas tentang teknis
pelaksanaan kegiatan.
2. Dihadiri oleh seluruh Anggota Sangga Kerja
dan Dewan Ambalan.
3. Rapat dipimpin oleh Ketua Sangga
Kerja.
Ayat 8
Rapat
Koordinasi
1. Rapat koordinasi dilakukan guna
menyampaikan hasil yang perlu disampaikan oleh pengurus lain.
2. Rapat koordinasi dilakukan jika diperlukan.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 35
Adat Pergaulan Ambalan
Adat Pergaulan Ambalan adalah Tata Pergaulan Ambalan
senantiasa menjunjung tinggi moral dan etika pergaulan masyarakat sesuai dengan
Trisatya dan Dasa Darma Gerakan Pramuka.
Pasal 36
Sikap
Sikap pada saat pembacaan Sandi Ambalan
:
1. Untuk Putera berdiri sikap sempurna jemari
tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan memegang kedua ujung kacu
dan kepala menunduk.
2. Untuk Puteri, berdiri sikap sempurna jemari
tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan memegang ujung dasi merah
putih, dan kepala menunduk.
Pasal 37
Renungan
1. Renungan dilakukan untuk intropeksi diri,
membangkitkan semangat dan daya juang serta perubahan pribadi dan
watak ke arah yang lebih baik.
2. Renungan dilakukan jika diperlukan dan sesuai
dengan kondisi.
Pasal
38
Lampiran-Lampiran
1. Adat Ambalan dilengkapi dengan lampiran.
2. Lampiran-lampiran dalam Adat Ambalan,
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan.
BAB X
ATURAN PERALIHAN
1. Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan
apabila dianggap perlu.
2. Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan
untuk jangka waktu minimal 2 tahun
3. Perubahan Adat Ambalan hanya dapat
dilakukan dalam Musyawarah Ambalan Luar Biasa
4. Musyawarah Ambalan Luar Biasa yang membahas
perubahan Adat Ambalan wajib dihadiri oleh perwakilan setiap angkatan dimulai
dari angkatan yang pertama kali membuat Adat Ambalan.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 39
Pelaksanaan Adat Ambalan
Adat Ambalan wajib dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan
tanggung jawab oleh seluruh Warga Ambalan Cindua Mato - Puti Bungsu.